Senin, Maret 30, 2009

pelajaran dari keledai

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Sementara si petani, sang pemiliknya, memikirkan apa yang harus dilakukannya.Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi tidak berguna menolong si keledai. Ia mengajak tetangganya untuk membantu-nya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.




Ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia meronta-ronta. Tetapi kemudian, ia menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang melihatnya.Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan.Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, namun si keledai juga terus menguncangkan badannya dan kemudian melangkah naik. Si keledai akhirnya bisa meloncat dari sumur dan kemudian melarikan diri.




Renungan:
Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepada kita, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari "sumur" (kesedihan dan masalah) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari "sumur" dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.




Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari "sumur" yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah. Guncangkanlah hal-hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik.





Read More..

Latihan Ujian.....

Hari ini Senin, 30 Maret 2009 terdengar kabar bahwa nilai rata-rata latihan ujian nasional 2009 anak-anak SMPN 1 Purbalingga sudah keluar. Wajah sumringah dengan bibir tersungging terpancar dariku. Ternyata nilai rata-rata anak-anak 9,26!!!Wouw!!!"Tinggi bener" pikirku. Padahal untuk try out 5 kemarin mereka baru mencapai 8,57. Tahun lalu nilai rata-rata UAN mapel Matematika 9,25 tertinggi untuk Jateng. Di balik rasa syukur ini terbesit kekhawatiran bahwa anak-anak akan terlena dengan nilai yang mereka capai. Apalagi UAN tinggal 20 hari lagi. Kalau saja mereka berpuas diri dengan hasil sekarang maka target menyamai bahkan melewati rekor 9,25 akan sulit terwujud. Memang, saat ini mereka sudah lebih siap dibandingkan dengan try out 5. Apalagi saat latihan ini mereka mengerjakan di pagi hari sedangkan try out dilaksanakan di sore hari sehingga pada jam tersebut anak-anak lebih fokus dan lebih fresh pikirannya. Kalau dibandingkan bobot soal latihan dengan try out memang berbeda. Tingkat kesukaran soal latihan sedikit lebih rendah dari pada soal try out. Terbukti dengan 54 jumlah siswa yang mendapat nilai 100 sedangkan try out kisarannya tidak sampai 10.

Aku berharap mereka tidak berpuas diri. Sebuah kebanggaan tersendiri bagiku melihat mereka sukses. Semoga tidak ada yang tidak lulus dalam UAN tahun ini dan target menyamai/melebihi rekor 9,26 dapat terwujud....Amin.



Read More..

Belalang : Melompat Lebih Tinggi


Kadang-kadang kita sebagai manusia tanpa sadar pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan yang beruntun, perkataan teman, atau pendapat tetangga, seolah membuat kita terkurung dalam kotak semu yang membatasi semua kelebihan kita. Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apapun yang mereka voniskan kepada kita tanpa pernah berpikir benarkah anda separah itu? Bahkan lebih buruk lagi, kita lebih memilih untuk mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.

Tidakkah kita pernah mempertanyakan kepada hati nurani bahwa kita bisa “melompat lebih tinggi dan lebih jauh” kalau kita mau menyingkirkan “kotak” itu? Tidakkah kita ingin membebaskan diri agar kita bisa mencapai sesuatu yang selama ini anda anggap diluar batas kemampuan kita?

Beruntung sebagai manusia kita dibekali Tuhan kemampuan untuk berjuang, tidak hanya menyerah begitu saja pada apa yang kita alami. Karena itu teman, teruslah berusaha mencapai apapun yang kau ingin capai. Sakit memang, lelah memang, tetapi bila kita sudah sampai ke puncak, semua pengorbanan itu pasti terbayar.

Kehidupan kita akan lebih baik kalau hidup dengan cara hidup pilihan kita. Bukan cara hidup yang seperti mereka pilihkan untuk kita…


Read More..

Warna-warni Hidup


Ada dua orang anak selalu berkelahi. Dalam banyak hal, mereka tak pernah akur. Mereka selalu berselisih paham. Saat yang satu berpendapat A maka yang lain pasti punya pendapat yang berbeda. Mereka lakukan hal ini dimana saja. Di sekolah, di rumah, ataupun di tempat bermain. Tentu saja, hal itu sangat merepotkan guru mereka. Karena mengganggu orang lain.

Suatu pagi ibu guru memanggil kedua anak itu. Ia meminta mereka masuk ke dua ruangan berbeda. Ruangan itu hanya dipisahkan sebuah tembok, namun ibu guru masih dapat melihat apa yang dilakukan mereka berdua dari kejauhan.

Di ruangan itu terdapat meja dengan selembar kertas yang terhampar diatasnya. Ibu guru meminta mereka menyebutkan apa warna kertas itu. Ah, lagi-lagi mereka berselisih paham. Anak yang pertama bilang,”Kertas itu putih!” Dari ruangan sebelahnya terdengar teriakan, “Bukan, bukan putih, kertas itu berwarna hitam.” Putih! Hitam! Putih!!! Hitam!!! Terdengar suara saling bersahutan.
Suara mereka itu semakin riuh. Perdebatan kedua anak itu semakin sengit. “Hei, dasar buta warna, apa kamu tidak bisa melihat? Kertas itu putih, tahu? Anak kedua tak mau kalah. “Buta warna? Hei, apa kamu tidak bisa membedakan antara hitam dan putih? Jelas-jelas itu kertas hitam.”

Mendengar itu semua, ibu guru itu berkata, “Tenang, tenang, anak-anak. Sekarang coba, kalian kemari.” Ia mengajak kedua anak itu menghampirinya. “Nah, sekarang, coba kalian berpindah tempat dan katakan apa warna kertas yang ada di atas meja itu.”
Kedua anak itu menurut. Mereka berpindah ruangan. Anak yang pertama berkata ,”Hmm. Hii..hii..hitam, Bu.” Di ruangan lain terdengar suara yang serupa. Anak yang kedua berkata, “Putih Bu.
Keduanya benar. Ternyata, ibu guru menyiapkan dua kertas yang berbeda buat mereka. Ia agaknya ingin memberikan hikmah bahwa saat mereka berselisih paham bisa jadi sesungguhnya kedua anak itu benar. Tak ada yang salah dengan pendapat mereka. Hanya mungkin mereka melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda saja.

Teman, begitulah kita. Seringkali kita seperti dua anak kecil yang berselisih paham. Kita kerap berseteru, bermusuhan dan tak pernah akur dalam banyak hal, dalam banyak situasi. Sayangnya, kita kerap pula tak mau mengalah, tak mau memahami, tak mau mengerti, dan tak mau mendengarkan “suara” orang lain. Kita sering berpatokan pada diri sendiri dan menganggap semua pendapat kita adalah benar adanya.
Memang, ya memang, tak pernah ada kata keliru untuk berbeda pendapat. Tak ada yang salah dengan keragaman. Namun, agaknya kita harus lebih sering untuk bersatu dalam beberapa saat. Kita harus lebih sering untuk mau “mengintip” ruangan lain, sebelum kita mulai “menyebutkan warna.”

Kadang, kita terlalu tinggi hati untuk mengakui kebenaran orang lain. Kita enggan untuk menyetujui pendapat mereka. Bukan karena pendapat mereka yang salah, tetapi karena kita tak mau merasa dikalahkan. Kita sering terpesona dengan rasa picik dan tak suka jika ada orang yang lebih baik. Kita memilih untuk tetap berpatokan pada diri sendiri dan membenarkan semua langkah yang kita perbuat.

Saya yakin akan selalu ada kebenaran jika kita memandang dengan cara yang berbeda, persepsi yang berbeda, dan sudut pandang yang berbeda. Sebab, menurut saya, tak ada kebenaran yang hakiki, kecuali milik Ilahi Rabbi.
Teman, cobalah untuk memahami persepsi orang lain sebelum kita berselisih paham.
Read More..

Minggu, Maret 29, 2009

Kekuatan Cinta


Di Pegunungan Andes hidup dua suku. Satu tinggal di lembah, sedangkan satunya lagi di atas gunung. Suatu hari suku gunung menyerang suku lembah dan menjarah seluruh isi desa. Mereka menculik seorang bayi dari salah satu keluarga suku lembah dan membawanya ke atas gunung.

Orang-orang suku lembah tidak tahu bagaimana mendaki gunung. Mereka tidak tahu jalan mana yang digunakan oleh suku gunung. Mereka juga tidak tahu dimana letak desa suku gunung. Juga tidak tahu bagaimana mengikuti jejak-jejak suku gunung di tebing-tebing gunung itu. Meski begitu, mereka mengirim prajurit-prajurit terbaik mereka untuk memanjat gunung dan membawa pulang bayi mereka.

Prajurit yang pertama mencoba memanjat tebing diikuti yang lain. Ketika prajurit pertama gagal, mereka semua pun gagal. Mereka mencoba lagi dengan cara lain. Namun, gagal. Setelah berhari-hari mereka mendaki, mereka hanya bisa memanjat beberapa ratus kaki saja. Suku lembah kehilangan harapan dan putus asa. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke desa saja. Semua upaya dilakukan namum gagal.

Ketika mereka sedang bersiap-siap untuk kembali ke desa, tiba-tiba mereka melihat ibu bayi yang di culik itu sedang menuruni tebing gunung melewati mereka, sambil menggendong bayinya. Mereka terkejut sekali, bagaimana si ibu itu bisa menuruni tebing yang justru mereka sendiri gagal untuk mendakinya? Bagaimana si ibu itu bisa memanjat tebing-tebing itu mengalahkan mereka? Terlebih lagi, mereka melihat si bayi itu telah terselamatkan. Bagaimana mungkin?

Seorang prajurit menyambut ibu itu dan bertanya, “Wahai ibu, kami gagal mendaki tebing ini. Bagaimana kau bisa melakukan semua ini, mengalahkan seluruh prajurit terkuat? Bagaimana bisa? Engkau belum pernah menjadi prajurit!”

Ibu itu mengangkat bahu dan berkata.”Sebab bayi yang diculik itu bukanlah bayimu. Dan kalian semua belum pernah menjadi ibu.”

"Teman, burung tak pernah diajari untuk terbang dan ikan tak pernah belajar untuk berenang. Semuanya alami. Semua berasal dari naluri. Hal itu akan hadir pada setiap mahluk yang percaya akan kebesaran Allah SWT. Hanya Allah lah yang memberikan kita kekuatan itu"

Teman, cinta memberikan kekuatan. Bahkan cinta adalah kekuatan itu sendiri. Cinta seorang ibu adalah naluri dan alami. Sesuatu yang hadir dalan jiwa-jiwa yang penuh rasa cinta. Setiap ibu, tak akan pernah diajari bagaimana mengasihi buah hatinya. Rasa itu akan hadir dengan sendirinya. Kita pun punya rasa itu. Asal kita menjalani semua garis-garis yang telah ditentukan-Nya.
Read More..

Sabtu, Maret 14, 2009

Kisah Saudagar Yang Bijak

Alkisah pada suatu saat di sebuah negeri di timur tengah sana. Seorang saudagar yang sangat kaya raya tengah mengadakan perjalanan bersama kafilahnya. Diantara debu dan bebatuan, derik kereta diselingi dengus kuda terdengar bergantian. Sesekali terdengar lecutan cambuk sais di udara.

Tepat di tengah rombongan itu tampaklah pria berjanggut, berkain panjang dan bersorban ditemani seorang anak usia belasan tahun. Kedua berpakaian indah menawan. Dialah Sang Saudagar bersama anak semata wayang nya. Mereka duduk pada sebuah kereta yang mewah berhiaskan kayu gofir dan permata yaspis. Semerbak harum bau mur tersebar dimana-mana. Sungguh kereta yang mahal.Iring-iringan barang, orang dan hewan yang panjang itu berjalan perlahan, dalam kawalan ketat para pengawal. Rombongan itu bergerak terus hingga pada suatu saat mereka berada di sebuah tanah lapang berpasir. Bebatuan tampak diletakkan teratur di beberapa tempat. Pemandangan ini menarik bagi sang anak sehingga ia merasa perlu untuk bertanya pada ayahnya.


“Bapa, mengapa tampak oleh ku bebatuan dengan teratur tersebar di sekitar daerah ini. Apakah gerangan semua itu ?”.
“Baik pengamatan mu, anak ku”, jawab Ayahnya,”bagi orang biasa itu hanyalah batu, tetapi bagi mereka yang memiliki hikmat, semua itu akan tampak berbeda”.
“Apakah yang dilihat oleh kaum cerdik cendikia itu, Bapa ?”, tanya anaknya kembali.
”Mereka akan melihat itu sebagai mutiara hikmat yang tersebar, memang hikmat berseru-seru dipinggir jalan, mengundang orang untuk singgah, tetapi sedikit dari kita yang menggubris ajakan itu.”
”Apakah Bapa akan menjelaskan perkara itu pada ku?”
”Tentu buah hatiku”, sahut Sang Saudagar sambil mengelus kepala anaknya.
“Dahulu, ketika aku masih belia, hal ini pun menjadi pertanyaan di hati ku. Dan kakek mu, menerangkan perkara yang sama, seperti saat ini aku menjelaskan kepadamu.
Pandanglah batu-batu itu dengan seksama. Di balik batu itu ada sebuah kehidupan. Masing-masing batu yang tampak oleh mu sebenarnya sedang menindih sebuah biji pohon ara.”
“Tidakkah benih pohon ara itu akan mati karena tertindih batu sebesar itu Bapa ?”
“Tidak anak ku. Sepintas lalu memang batu itu tampak sebagai beban yang akan mematikan benih pohon ara. Tetapi justru batu yang besar itulah yang membuat pohon ara itu sanggup bertahan hidup dan berkembang sebesar yang kau lihat di tepi jalan kemarin”.
“Bilakah hal itu terjadi Bapa ?”
“Batu yang besar itu sengaja diletakkan oleh penanamnya menindih benih pohon ara. Mereka melakukan itu sehingga benih itu tersembunyi terhadap hembusan angin dan dari mata segala hewan. Sampai beberapa waktu kemudian benih itu akan berakar, semakin banyak dan semakin kuat. Walau tidak tampak kehidupan di atas permukaannya, tetapi dibawah, akarnya terus menjalar. Setelah dirasa cukup barulah tunas nya akan muncul perlahan. Pohon ara itu akan tumbuh semakin besar dan kuat hingga akhirnya akan sanggup menggulingkan batu yang menindihnya. Demikianlah pohon ara itu hidup. Dan hampir di setiap pohon ara akan kau temui, sebuah batu, seolah menjadi peringatan bahwa batu yang pernah menindih benih pohon ara itu tidak akan membinasakannya. Selanjutnya benih itu menjadi pohon besar yang mampu menaungi segala mahluk yang berlindung dari terik matahari yang membakar.”

“Apakah itu semua tentang kehidupan ini Bapa ?”, tanya anaknya.
Sang Saudagar menatap anaknya lekat-lekat sambil tersenyum, kemudian meneruskan penjelasannya.
“Benar anak ku. Jika suatu saat engkau di dalam masa-masa hidupmu, merasakan terhimpit suatu beban yang sangat berat ingatlah pelajaran tentang batu dan pohon ara itu. Segala kesulitan yang menindihmu, sebenarnya merupakan sebuah kesempatan bagi mu untuk berakar, semakin kuat, bertumbuh dan akhirnya tampil sebagai pemenang.
Camkanlah, belum ada hingga saat ini benih pohon ara yang tertindih mati oleh bebatuan itu. Jadi jika benih pohon ara yang demikian kecil saja diberikan kekuatan oleh Sang Khalik untuk dapat menyingkirkan batu diatasnya, bagaimana dengan diri kita. Dzat Yang Maha Perkasa itu bahkan sudah meniupkan Ruh keilahian-Nya pada diri-diri kita. Dan menjadikan kita, manusia ini jauh melebihi segala mahluk dimuka bumi. Perhatikanlah kata-kata ini anak ku.
Pahatkan pada loh-loh batu hatimu, sehingga engkau menjadi bijak dan tidak dipermainkan oleh hidup. Karena memang kita ditakdirkan menjadi tuan atas hidup kita.”

Read More..

Jumat, Maret 13, 2009

Seni Perang Sun Tzu


SENI BERPERANG oleh : Sun Tzu
bab Strategi militer klasik
1. Kalkulasi
2. Perencanaan
3. Strategi
4. Kekuatan pertahanan
5. Formasi
6. Kekuatan dan kelemahan
7. Manuver
8. Sembilan varuiasi
9. Mobilitas
10. Tanah lapang
11. Sembilan situasi klasik
12. Menyerang dengan api
13. Intelijen

Kalkulasi
“Perang adalah urusan vital bagi negara; jalan menuju kelangsungan hidup atau kehancuran. Oleh karena itu, mempelajari perang secara seksama adalah suatu keharusan;
”Lima hal yang harus dipertimbangkan dalam mempelajari peperangan :
1. Alasan moral : keyakinan rakyat dan kepentingan negara untuk tujuan bersama.
2. Alam : cuaca, iklim, waktu.
3. Situasi : jarak, sifat alami, kondisi fisik.
4. Kepemimpimnan : kebijaksanaan, kepercayaan diri, keberanian, belas kasihan.
5. Disiplin : imbalan, ancaman, hukuman, logistik.

Tujuh aspek dan fakta kalkulasi
Untuk memulai perang setidaknya panglima harus memperhatikan beberapa fakta dilapangan seperti dibawah ini.
1. Siapa yang dapat mempersatukan rakyat dan angkatan bersenjata
2. Siapa yang memilki komandan yang lebih baik
3. Siapa yang mampu memanfaatkan iklim dan keadaan suatu daerah?
4. Siapa yang dapat memberi perintah dan disiplin yang lebih baik?
5. Pasukan mana yang lebih tangguh?
6. Anggota pasukan mana yang lebih terlatih?
7. Siapa yang memiliki sistem imbalan dan ancaman hukuman yang lebih adil?

Jika kita lebih mampu memenuhi semua faktor diatas melebihi musuh, maka kemungkinan menang kita diatas musuh, sangat wajar untuk memulai peperangan. Jika faktor diatas kertas saja tidak mampu meyakinkan panglima untuk menang bagaimana dia dapat meyakinkan rakyat dan prajuritnya bahwa mereka semua akan berperang dan menang!Jika tidak yakin menang untuk apa memulai perang!


Tipu muslihat

perang dipenuhi oleh tipu muslihat dalam bentuk strategi, siapapun yang tidak mampu berstrategi dan tidak cakap dalam menggunakan tipu muslihat, tidak akan menang dalam perang apapun.

1. Yang mampu harus berpura-pura tidak mampu

2. Tampillah seolah-olah tak ada apa-apa padahal sedang mengaktifkan kekuatan.

3. Bila ingin menyerbu sasaran terdekat, seolah-olah sedang ingin menyerbu yang lebih jauh.

4. Bila ingin menyerbu daerah yang lebih jauh , seakan-akan ingin menyerbu daerah yang terdekat.


Eksploitasi

Gunakan negaramu, ekonomimu, tentaramu dan segala daya upayamu untuk mengalahkan dan melemahkan musuhmu!

1. Pancing musuh dengan umpan yang kecil, lalu hancurkanlah setelah menyebarkan operselisihan diantara angkatan bersenjata.

2. Waspada musuh senantiasa siap siaga dan tanpa kelemahan.

3. Langkah mundur jika musuh kuat

4. Berpura-pura lemah sehingga musuh dikuasai rasa puas diri.

5. Sebar perselisihan jika kekuatan musuh bersatu padu.

6. Serang saat musuh tidak siap siaga.


Pertimbangan

1. Kekuatan dan kelemahan pasukan diri dan musuh

2. Perencanaan yang cermat


II. Perencanaan

Waktu adalah uang :- Perbekalan- Pengeluaran harian


Hindari pertempuaran yang berlarut :- Moral jadi turun- Biaya yang boros- Tidak aman dan rentan kalah


Bertempurlah agar cepat menang

Manfaatkalah sumber-sumber kekuatan musuh :Misal : bekal rampasan musuh- Pancing amarah musuh- Bangkitkan motivasi untuk membunuh- Rangsang untuk merampas harta kekuatan musuh


Taktik jitu menentukan nasib sebuah bangsa :- Perang cepat negara aman-Perang berlarut larut, persediaan negara habis, ekonomi ambruk, motivasi tentara jatuh.


Strategi Perbandingan

jika pasukan kita berhadapan dengan musuh

Jika pasukan kita 10 : 1 dari musuh= kepung dan serang

Jika pasukan kita 5 : 1 dari musuh= pecahkan dan bagilah musuh lalu serang

Jika pasukan kita 2 : 1 dari musuh= menyerang 2 arah

Jika pasukan kita 1 : 1 dari musuh= dahului perang

Musuh sedikit lebih besar bertahan.Musuh lebih besar berkelit dari serangan.Musuh jauh lebih besar, mundur.


Kepemimpinan:

1. Panglima bagaikan pilar negara

2. Cakap berperang menjadi negara kuat

3. Bukan pejuang yang baik negara menjadi lemah


Penguasa akan membahayakan angkatan bersenjata jika:

1. Memerintahkan maju / mundur saat waktu yang tidak tepat

2. Tak bisa memperlakukan kemiliteran tanpa tahu militer itu sendiri

3. Mengambil alih komando tanpa paham strategi militer.


Lima cara untuk menang :

1. Tahu saat perang dan tidak berperang

2. Tahu memanfaatkan kekuatan pasukan

3. Rebut simpati dan dukungan rakyat

4. Tunggu untuk antisipasi yang belum siap

5. Perwira cakap menjadi komandan yang tanpa campur tangan pemerintah.


Mengenal lawan dan diri sendiri :

1. Tahu kekuatan sendiri dan musush utuk mampu masuk dalam peperangan tanpa ancaman bahaya

2. Tahu kekuatan sendiri dan tak tahu kekuatan musuh memberikan kesempatan menang hanya separonya.

3. Tak tahu kekuatan sendiri dan musuh akan kalah.


Kekuatan pertahanan

Alasan menyusun strategi :

1. Kita harus berjuang keras agar tidak kalah

2. Musuh yang harus terlebih dahulu membuat kesalahan besar baru kita mengalahkannya.

3. Kita tak bisa bilang kita tak akan kalah tapi kita tak bisa memastikan musuh akan membuat kesalahan sehingga kita meraih kemenangan, orang bisa tahu cara untuk menang tapi tidak bisa memastikan akan memperoleh kemenangan.

4. Yang merasa tidak yakin menang akan bertahan

5. Yang merasa akan menang maka menyeranglah

6. Meraka yang cakap dalam bertahan seolah-olah tak tampak oleh musuh

7.Mereka yang calak dalam hal bertahan akan menang bila tiba saatnya untuk menyerang.


Menang tanpa air mata :

1. Ahli taktik akan tetap bertahan dalam keadaan aman.

2. Tak pernah lewatkan kesempatan hancurkan musuh.

3.Yang ingin menang harus terlebih dahulu menciptakan kemenangan.


Pahlawan yang benar-benar sejati tidak pernah membanggakan kecakapan atau keberanian mereka.

Mereka menang karena memiliki rasa percaya diri serta kemampuan untuk tetap pada posisi yang aman


Mengatur posisi :

1. Ahli tatik mempunyai sasaran-sasaran jelas dan disiplin yang ketat dalam pasukan.

2. Ahli taktik cakap

a. Ukur jarak

b. Memperkirakan ongkos

c. Memepelajari kekuatan

d. Memperhitungkan kesempatan.


Merencakan kemenangan.

Formasi Penyergapan tiba-tiba, konfrontasi langsung :

1. Atur pasukan (organisasi) besar dan kecil

2. Komando (Komunikasi) pasukan besar dan kecil

3. Pasukan besar.


Hakikat kejutan

1. Perang adalah konfrontasi lansung

2. Pasukan yang melakukan kejutan akan menang


Serangan tiba-tiba dan kofrontasi langsung ada dalam peperangan, kombinasi kedunya membuat suatu variasi perang.

Kesiagaan Gerakan.

Kekuatan dan kelemahan Inisiatif

1. Pasukan pertama mengambil posisi yang fleksibel

2. Pasukan akhir ikut perang walau dalam keadaan kelelahan

3. Perwira melakukan gertakan mental

4. Umpan untuk mencapai tujuan yang dimaksud

5. Gertakan ke musuh

6. Ganggu musuh


Mengacaukan musuh

1. Buat kegaduhan (kacaukan perhatian)

2. Serang satu arah


Ibarat air

1. Tinggi ke rendah, menghindari musuh yang kuat tapi serang yang lemah

2. Ikut bentuk yang dilalui . Rencana berubah sesuai perubahan kubu musuh.

3. Tidak dominan pada suatu perubahan, ubah strategi sesuai perubahan pihak musuh.

Read More..